Tradisi Masyarakat dalam Memperingati 1 Muharram di Desa Pusakaratu, Subang
Kata Kunci:
Baritan, prosesi, nilai-nilai, Pawai oborAbstrak
Artikel ini membahas dan mengulas prosesi adat Baritan dan juga pawai obor dalam rangka memperingati malam Syuro pertama yang dilaksanakan di Desa Pusaka Ratu, kabupaten Subang. Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya menjaga dan melestarikan kepercayaan yang menjadi sumber nilai dalam kehidupan orang-orang terdahulu. Mengingat tradisi dan komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari hari. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 11 Juli 2023. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumen dan studi literatur. Peneliti disini menggunakan teknik analisis data. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pendekatan etnografi. Penelitian kualitatif pada umumnya dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan manusia, sejarah, perilaku, fungsi organisasi, masyarakat, dan aktivitas lainnya. Etnografi adalah salah satu metode penelitian sosial kualitatif tertua. Metode ini sangat cocok untuk kajian permasalahan kebudayaan dan sering dipilih sebagai metode penelitian antropologi. . Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan sumber data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur. Tinjauan dokumen dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari dokumen, catatan, berkas dan hal-hal lain yang telah dicatat. Sumber bahan penelitian ini diambil dari data berupa jurnal penelitian yang berkaitan dengan tradisi Baritan dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Baritan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop untuk mencari jurnal online dan alat tulis untuk mencatat barang-barang penting yang ditemukan pada saat pengumpulan data. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Baritan merupakan salah satu bentuk selamatan tradisional yang sering terjadi di persimpangan jalan dengan tujuan meminta petunjuk, kesejahteraan dan bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Prosesi dalam tradisi Baritan dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutupan. Fase ini diawali dengan mengumpulkan semua orang, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa di persimpangan. Tahap terakhir adalah tahap penutup yang ditandai dengan doa bersama dengan Tuhan. Nilai-nilai yang dapat diambil dari tradisi Baritan adalah nilai budaya, keramahan, kesederhanaan, religi, gotong royong, kekeluargaan, keberagaman, kerja keras, kerukunan, toleransi, dan bersenang-senang.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Patricia Zahro, Ramzy Rakan Abdilla, Lintang Lituhayu
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.