Meningkatkan Minat Belajar Anak Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Alam dan Budaya di Kampung Cimanis
Kata Kunci:
Alam, Budaya, Pembelajaran daringAbstrak
Sensasi pembelajaran secara daring sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran secara daring membuat anak-anak kampung Cimanis merasa jenuh. Kejenuhan tersebut timbul dari kontinuitas pola kegiatan belajar mengajar yang kurang variatif dan cenderung itu-itu saja. Selain kejenuhan akibat pola pembelajaran yang monoton, proses pembelajaran pun kerap kali terhambat karena terjadi disparitas untuk mengakses perangkat pembelajaran. Sebagian besar anak di kampung Cimanis tidak memiliki smartphone yang dijadikan sebagai media utama untuk belajar secara daring. Ketidakmerataan akses tersebut mengakibatkan daya minat belajar anak yang menurun dan berujung kepada sikap apatis terhadap pendidikan formal yang sedang ia tempuh. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kami membentuk sebuah program yang diharapkan dapat mengatasi kejenuhan belajar anak-anak di kampung Cimanis. Program ini bernama Alam Raya Sekolahku. Alam Raya Sekolahku merubah secara rudimenter pola belajar konvensional yang telah diterapkan oleh institusi pendidikan formal, dimana alam dan budaya dijadikan sebagai faktor utama yang menjadi daya stimulus semangat dan minat belajar anak. Alam Raya Sekolahku merupakan ruang pendidikan informal yang berusaha menyajikan ruang belajar yang lebih bebas dan aktraktif untuk mendukung dan membatu siswa selama proses pembelajaran daring. Setelah beberapa sesi dari program ini dilaksanakan, Alam Raya Sekolahku terbukti efektif untuk mengatasi kejenuhan belajar yang dialami oleh anak-anak di kampung Cimanis. Selain minat belajar yang meningkat, Alam Raya Sekolahku berdampak pula pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Parameter keberhasilan dari program ini diukur dari dua indikator utama, yaitu antusiasme anak-anak yang terus meningkat dari satu sesi ke sesi yang lain dan testimoni dari beberapa orang tua serta masyarakat sekitar.
Referensi
Astaman., & Dkk. (2018). Upaya Mengatasasi Kejenuhan Belajar. Universitas Muhammadiyah Palus.
Santyasa, I. W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Pendidikan Ganesha. Disajikan Dalam Pelatihan Tentang Pembelajaran Dan Asesmen Inovatif Bagi Guru-Guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa Penida.
Rahman., & Ulfiani. (2007). Mengenal Burnout pada Guru. Jurnal Lentera Pendidikan Edisi X, No. 2.
Chaterine, R. N. (2020). Siswa belajar dari rumah, KPAI: Anak-anak stres dikasih banyak tugas.
Yolanda, O., Purwanto, A., Pramono, R., Ashari, M., Santoso, B., Wijayanti, M., Hyun, C. C., & Putri, R. S. (2019). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terahadap Proses. Journal of Education, Psychology, and Counselling, 15(2), 88–112.
Misbach, Ifah H. (2007). Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif dalam Menyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa. Bandung
Tedjasputra, M. S. (2001). Bermain, mainan, dan permainan. Jakarta: Grasindo.
Agustin., & Mubiar. (2011). Permasalahan-permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.