Sosialisasi Bahaya Gadget, Pergaulan Bebas dan Pernikahan dini di SMP Negeri 4 Pangalengan
Kata Kunci:
Bahaya Gadget, Pergaulan Bebas, Pernikahan Dini, KKNAbstrak
Dapat diketahui bahwa dampak negatif dari gadget, pergaulan bebas, dan pernikahan dini sangat berbahaya dan dapat menghancurkan masa depan generasi penerus bangsa. Sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan pendampingan dan kebijakan dari para orang tua dalam mendidik, mengawasi setiap sikap dan tingkah laku anak agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang akan merenggut masa depan mereka. Metode pengabdian yang diterapkan adalah KKN SISDAMAS merupakan metode kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa dengan memadukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di suatu daerah tertentu untuk memberdayakan masyarakat dengan prinsip partisipatif, demokratis, dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Pernikahan dini terjadi dimasyarakat karena di dorong oleh beberapa faktor yaitu 1. Faktor individu, banyak remaja yang masih muda tertarik dengan pernikahan karena alasan emosianal 2. Faktor Keluarga, beberapa keluarga mungkin pernikahan usia dini 3. Faktor Masyarakat, masyarakat atau lingkungan pun turut mendorong pernikahan dini karena sudah dianggap sebagai budaya, tradisi, atau kebiasaan Masyarakat. Dengan begitu, Perlu adanya pencegahan agar anak-anak tidak mengalami dampak yang mengerikan dari pergaulan bebas itu, banyak cara yang dapat dilakukan bagi para orang tua ataupun oleh para remaja itu sendiri untuk mencegah pergaulan bebas meracuni diri seperti, memperkuat nilai-nilai keagamaan dengan sering datang ke masjid dan mengahadiri majlis-majlis ilmu.
Referensi
Adisty, N. (2022). Mengulik Perkembangan Penggunaan Smartphone di Indonesia. Diakses dari: https://goodstats.id/article/mengulik-perkembangan-penggunaan-smartphone-di-indonesia-sT2LA
Aisyah. 2013. “Dampak Negatif Pergaulan Bebas Terhadap Generasi Muda Menurut Tinjauan Pendidikan Islam.” Skripsi Mahasiswa, February, 1–60.
Ayu, Monavia Rizaty. (2023). Sebanyak 33,4% anak usia dini di Indonesia sudah main ponsel. Diakses dari : https://dataindonesia.id/internet/detail/sebanyak-334-anak-usia-dini-di-indonesia-sudah-main-ponsel
Capra, F. (2004). Titik Balik Peradaban (Diterjemahkan dari The Turning). Yogyakarta: Bentang.
Castells, Manuel. 2004. “Informationalism, Networks, and the Network Society: A Theoretical Blueprint.” In The Network Society: A Cross-Cultural Perspective, 3. Edward Elgar Publishing Limited.
Kemen PPPA. (2023). Perkawinan anak di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Diakses dari : https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/4357/kemen-pppa-perkawinan-anak-di-indonesia-sudah-mengkhawatirkan
Khaidir Anwar, Hafri, Jurusan Bimbingan, and Dan Konseling. 2019. “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA DI KOTA BANDA ACEH.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling 4.
Kominfo. (2014). 98 Persen anak dan remaja tahu internet. Diakses dari : https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/3836/98+Persen+Anak+dan+Remaja+Tahu+Internet/0/berita_satker
Manumpil, B., Ismanto, Y., & Onlibala, F. (2015). Hubungan penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi Siswa Di SMA Negeri 9 Manado. E-Journal Keperawatan, 1
Mutia, Cindy Annur. (2023). Pertengkaran terus menerus faktor utama penyebab percaraian di Indonesia pada tahun 2022. Diakses dari : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/02/pertengkaran-terus-menerus-faktor-utama-penyebab-perceraian-di-indonesia-pada-2022
Novrizaldi. (2020, November 4). Seks Bebas Bertentangan dengan Budaya Bangsa Indonesia. Diakses dari: https://www.kemenkopmk.go.id/seks-bebas-bertentangan-dengan-budaya-bangsa-indonesia
Suyatno. (2021). “Periode Emas Anak.” Jurnal Ilmiah.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Ahmad setia laksana Setia, Devi Islah Fauziah, Nanda Yuliana Dewi, Fenny Fatriani
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.